Minggu, 01 Januari 2017

Hidup adalah pilihan



Hidup adalah pilihan
Hidup adalah pilihan”. Pernahkah anda mendengar kalimat yang bijaksana ini? Sering dalam kehidupan kita ini, kita mencari kambing hitam atas kehidupan buruk yang terjadi dalam hidup kita, padahal fakta yang terjadi dalam kehidupan kita seringkali semuanya adalah akibat dari pilihan yang kita lakukan.
Saya ada sebuah ilustrasi, Ada seorang lelaki paruh baya bernama Hendra dengan 2 orang anak dan 1 istri, dia selalu mengeluh soal nasibnya. Semua orang dan segala keadaan disalahkannya. Mulai dari istrinya, yang katanya kurang perhatian, anak-anak yang tidak menghargainya, dari Bossnya yang selalu menyalahkannya, dari tetangganya yang katanya tidak bertoleransi dan sebagainya. Semua hal disalahkan kecuali Dirinya sendiri.
Padahal, dia lupa, bahwa istrinya adalah pilihannya sendiri. Tidak ada yang memaksanya untuk menikahi wanita yang sekarang menjadi istrinya.
Anaknya pun adalah kesepakatan yg dia buat dengan istrinya untuk memiliki keturunan.
Tempat kerjanya yang sekarang pun adalah pilihannya. Boss-nya tidak memaksanya untuk bekerja di tempat tersebut.
Lebih baik sebelum menyalahkan orang lain, ada baiknya kita bertanya pada diri sendiri, pilihan-pilihan apa yang sudah kita buat sehingga kita berada di tempat sekarang kita berada.
Apa pilihan Anda hari ini untuk kehidupan yang lebih baik? Kalau memang pilihan anda hari ini adalah untuk kehidupan yang baik, mulai lah dengan Bertanggung jawab terhadap hidup kita sendiri. Buat pilihan yang bijaksana dari sekarang. Karena Hidup adalah Pilihan, terlepas dari apa yang terjadi dalam hidup anda hari ini, semuanya adalah akibat dari pilihan anda di masa lalu. Janganlah pernah menyalahkan keadaan yang terjadi, tetapi berusahalah untuk melakukan pilihan yang baik.
Semoga bermanfaat !!
Referensi

Jenis ragam bahasa



Jenis ragam bahasa
Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
  • Ragam bahasa undang-undang
  • Ragam bahasa jurnalistik
  • Ragam bahasa ilmiah
  • Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
  1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
    • Ragam bahasa cakapan
    • Ragam bahasa pidato
    • Ragam bahasa kuliah
    • Ragam bahasa panggung
  2. Ragam tulis yang antara lain meliputi:
    • Ragam bahasa teknis
    • Ragam bahasa undang-undang
    • Ragam bahasa catatan
    • Ragam bahasa surat
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
  • Ragam bahasa resmi
  • Ragam bahasa akrab
  • Ragam bahasa agak resmi
  • Ragam bahasa santai
  • dan sebagainya
Semoga Bermanfaat !!
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa

Diksi



Diksi
Definisi dan Pengertian Diksi
Secara singkat, diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, pengertian diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti apa yang diharapkan).
Fungsi Diksi
Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
  • Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi lebih faham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
  • Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
  • Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal (tertulis atau pun terucap).
  • Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar atau pun pembacanya.
Semoga bermanfaat !!
Referensi

Perbedaan EYD dengan PUEBI



Perbedaan EYD dengan PUEBI


Ejaan yang Disempurnakan (EYD) belum lama ini mengalami perubahan menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Perubahan ini dilakukan sebagai dampak meluasnya ranah pemakaian bahasa seiring kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan seni. Ada tiga hal perubahan yang terjadi pada PUEBI. Perubahan tersebut meliputi penambahan huruf diftong, penggunaan huruf tebal, serta penggunaan huruf kapital.
Huruf diftong yang ditambahkan ke PUEBI adalah ‘ei’. Penambahan ini, menurut Kepala Bidang Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia, Drs Mustakim, M.Hum, terjadi karena bahasa Indonesia banyak menyerap istilah dari bahasa asing, sehingga kini ada empat diftong dalam bahasa Indonesia yakni ai, au, ei, dan oi.
"Diftong ‘ei’ ditambahkan karena bahasa Indonesia menyerap kosakata dari berbagai bahasa asing dan banyak istilah asing tersebut yang pakai ‘ei’, seperti pada kata ‘survei’. Jadi, sudah seharusnya diftong ini diserap," ujarnya.
Selain diftong, perubahan juga terjadi pada penggunaan huruf tebal. Penggunaan huruf tebal ini belum diatur pada ejaan bahasa Indonesia sebelumnya. Pada PUEBI, huruf tebal ini dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang ditulis miring serta untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
"Dulu belum diatur penggunaan huruf tebal. Sekarang di PUEBI sudah diatur. Digunakan untuk dua hal. Untuk judul atau sub-sub pada sebuah teks dan digunakan untuk menegaskan pada sebuah tulisan atau istilah yang telah dimiringkan," jelas Mustakim.
Perbedaan PUEBI dengan EYD yang terakhir terletak pada huruf kapital. Pada ejaan bahasa Indonesia sebelumnya tidak diatur bahwa unsur julukan ditulis dengan awal huruf kapital. Kini, aturan tersebut terdapat pada PUEBI.
Sekadar diketahui, perubahan sistem ejaan bahasa Indonesia sudah terjadi beberapa kali. Pada 1947, bahasa Indonesia menggunakan sistem Ejaan Soewandi, kemudian sistem Ejaan Melindo pada 1959, dan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) pada 1972 hingga 2015.

Semoga bermanfaat
 Referensi

Sejarah Kepramukaan Sedunia



Sejarah Kepramukaan Sedunia
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala. Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia. Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).

Tahun 1924 Jambore II                di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
Tahun 1929 Jambore III              di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore IV              di Godollo, Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore V                di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
Tahun 1947 Jambore VI              di Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore VII             di Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII           di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
Tahun 1959 Jambore IX              di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore X                di Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XI              di Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII             di Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore XIII           di Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV           di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XV             di Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI           di Cataract Scout Park, Australia
Tahun 1991 Jambore XVII          di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII        di Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX           di Chili, Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX             di Thailand
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park. Tahun 1920 dibentuk Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss. Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.

Semoga bermanfaat
 Referensi