Karakteristik Filsafat
Berfilsafat
adalah berfikir, namun tidak semua berfikir adalah berfilsafat. Berfilsafat
mempunyai karakteristik atau cirri-ciri
khusus. Bermacam-macam buku menjelaskan ciri-ciri berfikir filsafat dengan
bermacam-macam.Dalam kehidupan kita sering mengalami hal-hal yang tidak kita
ketahui bahwa itu adalah proses berfilsafat. Seperti mengalami beberapa
pelajaran dalam kehidupan, peristiwa-peristiwa berupa pengalaman, apapun yang
terjadi dan kita alami dari dulu hingga sekarang, dan kita tidak sadar bahwa itu
merupakan salah satu proses berfilsafat. Setiap manusia dapat melakukan
filsafat, tidak ada larangan untuk melakukan proses berfilsafat, karena pada
dasarnya pemikiran manusia berbeda-beda. Namun ada beberapa sikap yang kita
alami pada saat melakukan pemikiran (proses berfilsafat). Sikap-sikap yang
dialami kita pada umumnya ternyata adalah karakteristik filsafat.
Berikut karakteristik filsafat yang terjadi sebagai bentuk berfilsafat.
1. SKEPTIS
Skeptis adalah
keraguan terhadap suatu kebenaran sebelum mendapat argument yang kuat terhadap
kebenaran tersebut. Dikelompokkan :
- Bersifat
gradasi, dari ragu ke yakin.
- Bersifat
degradasi, dari yakin ke ragu.
- Bersifat
sophisme, terus menerus ragu.
Sikap gradasi
diungkapkan oleh Rene Decartes, filsuf Prancis cagitto ergo sum (saya
berpikir maka saya ada).
2. KOMUNALISME
Hasil pemikiran
filsafat dimiliki masyarakat umum tidak memandang ras, kelas, ekonomi, dan
keyakinan. Misalnya hasil pemikiran Yunani bermanfaat untuk orang Eropa, Asia,
Afrika dsb.
3. DISENTERESTEDNESS
Yang berasal
dari kata interest, yaitu suatu kegiatan filsafat yang tidak diotivasi untuk
suatu kepentingan tertentu.
4. UNIVERSALISME
Filsafat
bersifat umum, berarti filsafat adalah hak seluruh umat manusia secara umum
atau sifatnya internasional. Semua umat manusia berhak mengadakan kajian
filsafat
Dari
beberapa karakteristik filsafat diatas dapat kita ketahui bahwa setiap orang
berpikir dan mengalami proses berfilsafat. Berfilsafat tidak memandang ras,
kelas, ekonomi dan keyakinan, apapun tidak menjadi halangan dalam prose
berfikir atau berfilsafat. Sikap-sikap seperti universalisme juga membuktikan
bahwa filsafat adalah hak seluruh umat manusia dan tidak dibatasi kajian
filsafat yang dilakukan.
Semoga
bermanfaat J
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar