Teori-teori
Belajar
Menurut Sukmadinata (2004 : 167)
Teori- teori belajar bersumber dari teori atau aliran – aliran psikologi. Secara
garis besar dikenal ada tiga rumpun besar psikologi yaitu : teori disiplin
mental, behaviorisme, dan kognitif- gestalt - field.
1. Teori disiplin mental
Menurut rumpun psikologi ini
individu memiliki kekuatan kemampuan, atau potensi-potensi tertentu. Belajar
adalah pengembangan dari kekuatan-kekuatan kemampuan dan potensi-potensi
tersebut. Bagaimana proses pengembangan kekuatan-kekuatan tersebut tiap aliran
atau teori mengemukakan pandangan yang berbeda.
2. Teori behaviorisme
Rumpun teori ini disebut
behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati.
Teori- teori dalam rumpun ini bersifat molekular, karena memandang kehidupan
individu terdiri atas unsur- unsur seperti halnya molekul- molekul.
3. Teori cognitif- gestalt- field
Rumpun ketiga adalah
kognitif-gestalt–field. Kalau rumpun behaviorisme bersifat molekular
(menekankan unsur- unsur), maka rumpun ini bersifat molar atau bersifat
keseluruhan dan keterpaduan. Teori kognitif, dikembangkan oleh para ahli
psikologi kognitif, teori ini berbeda dengan behaviorisme, bahwa yang utama pada
kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing) dan bukan respons.Namun untuk
memulai semua itu perlulah kita ketahui terlebih dahulu bagaimana prinsip
pengelolaan sistem, dimana terdapat perbedaan pendekatan paradigma top-down dan
paradigma bottom-up dalam berbagai lapisan. Diantaranya pada sistem pendidikan
pendekatan paradigma top-down berupa menentukan ketentuan untuk membudayakan
peserta didik sedangkan paradigma bottom-up menjamin aturan pokok dan
tersedianya sumber daya.
Pada sistem pengelolaan menurut
paradigma top-down harus mampu menunjukkan petunjuk operasional sedangkan
paradigma bottom-up hanya menyediakan informasi yang ada dan mengatur sumber
daya yang diperlukan tanpa perlu menunjukan petunjuk operasionalnya. Pada
paradigma top-down sistem belajar pembelajaran harus mampu melaksanakan
petunjuk dan mengawasi agar segala sesuatunya sesuai dengan petunjuk yang ada.
Namun menurut paradigma bottom-up sistem belajar pembelajaran harus bisamerancang
terlebih dahulu pedoman yang akan dilaksanakan dan mengelola sumber belajar
agar dapat menarik minat siswa sehingga pengalaman belajar siswa yaitu mampu
memecahkan masalah belajar.Berbeda dengan paradigma top-down dimana pengalaman
belajar siswa hanya merespon pelajaran
Semoga Bermanfaat !!
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar