Tujuan
dan Tugas Kehidupan
Secara
naluriah manusia memiliki kebutuhan untuk hidup bahagia, sejahtera, nyaman, dan
mneyenangkan. Secara ekstrim, Freud mengatakan bahwa manusia dalam hidupnya
selalu mengejar kenikmatan (pleasure
principle) dan menghindar dari rasa sakit (kondisi yang tidak
menyenangkan).
Prayitno dan Erman Amti (2002: 10-13) mengemukakan model
Witnet dan Sweeney tentang kebahagian dan mempertahankannya sepanjang hayat.
Menurut mereka, cirri-ciri hidup sehat sepanjang hayat itu ditandai dengan lima
kategori tugas kehidupan, yaitu sebagai berikut.
1. Spiritualitas. Dalam
kategori ini terdapat agama sebagai sumber inti bagi hidup sehat. Dimensi lain
dari aspek spiritualitas ini adalah (1) kemampuan memberikan makna kepada
kehidupan, (2) Optimis terhadap kejadian-kejadian yang akan datang dan (3)
Diterapkannya nilai-nilai dalam hubungan antar orang serta dalam pengambilan
keputusan.
2. Pengaturan Diri. Seseorang
yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya terdapat ciri-ciri (1) Rasa diri
berguna, (2) Pengandalian diri, (3) Pandangan realistic, (4) Spontanitas dan
kepekaan emosional, (5) Kemampuan rekayasa intelektual, (6) Pemecahan masalah,
(7) Kreatif, (8) Kemampuan Berhumor, dan (9) kebugaran jasmani dan kebiasaaan
hidup sehat.
3. Bekerja. Dengan
bekerja seseorang akan memperoleh keuntungan ekonomis (terpenuhinya kebutuhan
sandang, pangan, dan papan), psikologis (rasa percaya diri, dan perwujudan diri),
dan sosial (status dan persahabatan).
4. Persahabatan.
Persahabatan merupakan hubungan sosial baik antar individu maupun dalam
masyarakat secara lebih luas, yang tidak melibatkan unsur-unsur perkawinan dan
keterikatan ekonomis. Persahabatan ini memberikan ketiga keutamaan kepada hidup
yang sehat, yaitu (1) Dukungan emosional, (2) dukungan material, dan (3)
dukungan imformasi.
5. Cinta.
Dengan cinta hubungan seseorang dengan orang lain cenderung menjadi amat intim,
saling mempercayi, terbuka, kerjasama, dan saling memberikan komitmen yang
kuat. Penelitian Flanagan (1978) mengemukakan bahwa pasangan hidup
suami-isteri, anak, dan teman merupakan tiga pilar yang paling utama bagi
keseluruhan penciptaan kebahagiaan manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Perkawinan dan persabatan secara signifikan berkontribusi kepada kebahagiaan.
Itulah pemaaparan tentang hakikat,
tujuan dan tugas kehidupan manusia di atas sebgai hasil oleh piker atau nalar (nadhar) para ahli mempunyai implikasi kepada layanan bimbingan dan
konseling. Dalam hal ini terutama terkait dengan perumusan tujuan bimbingan dan
konseling, dan cara pandang konselor terhadap klien yang seyogianya didasarkan
kepada harkat dan martabat kemanusiaannya manusia.
Semoga
bermanfaat !!
Referensi
Prayitno
landasan bimbingan konseling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar