Selasa, 27 Desember 2016

Tujuan dan Tugas Kehidupan



Tujuan dan Tugas Kehidupan
Secara naluriah manusia memiliki kebutuhan untuk hidup bahagia, sejahtera, nyaman, dan mneyenangkan. Secara ekstrim, Freud mengatakan bahwa manusia dalam hidupnya selalu mengejar kenikmatan (pleasure principle) dan menghindar dari rasa sakit (kondisi yang tidak menyenangkan).
            Prayitno dan Erman Amti (2002: 10-13) mengemukakan model Witnet dan Sweeney tentang kebahagian dan mempertahankannya sepanjang hayat. Menurut mereka, cirri-ciri hidup sehat sepanjang hayat itu ditandai dengan lima kategori tugas kehidupan, yaitu sebagai berikut.
1.      Spiritualitas. Dalam kategori ini terdapat agama sebagai sumber inti bagi hidup sehat. Dimensi lain dari aspek spiritualitas ini adalah (1) kemampuan memberikan makna kepada kehidupan, (2) Optimis terhadap kejadian-kejadian yang akan datang dan (3) Diterapkannya nilai-nilai dalam hubungan antar orang serta dalam pengambilan keputusan.
2.      Pengaturan Diri. Seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya terdapat ciri-ciri (1) Rasa diri berguna, (2) Pengandalian diri, (3) Pandangan realistic, (4) Spontanitas dan kepekaan emosional, (5) Kemampuan rekayasa intelektual, (6) Pemecahan masalah, (7) Kreatif, (8) Kemampuan Berhumor, dan (9) kebugaran jasmani dan kebiasaaan hidup sehat.
3.      Bekerja. Dengan bekerja seseorang akan memperoleh keuntungan ekonomis (terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan, dan papan), psikologis (rasa percaya diri, dan perwujudan diri), dan sosial (status dan persahabatan).
4.      Persahabatan. Persahabatan merupakan hubungan sosial baik antar individu maupun dalam masyarakat secara lebih luas, yang tidak melibatkan unsur-unsur perkawinan dan keterikatan ekonomis. Persahabatan ini memberikan ketiga keutamaan kepada hidup yang sehat, yaitu (1) Dukungan emosional, (2) dukungan material, dan (3) dukungan imformasi.
5.      Cinta. Dengan cinta hubungan seseorang dengan orang lain cenderung menjadi amat intim, saling mempercayi, terbuka, kerjasama, dan saling memberikan komitmen yang kuat. Penelitian Flanagan (1978) mengemukakan bahwa pasangan hidup suami-isteri, anak, dan teman merupakan tiga pilar yang paling utama bagi keseluruhan penciptaan kebahagiaan manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Perkawinan dan persabatan secara signifikan berkontribusi kepada kebahagiaan.

Itulah pemaaparan tentang hakikat, tujuan dan tugas kehidupan manusia di atas sebgai hasil  oleh piker atau nalar (nadhar) para ahli mempunyai implikasi kepada layanan bimbingan dan konseling. Dalam hal ini terutama terkait dengan perumusan tujuan bimbingan dan konseling, dan cara pandang konselor terhadap klien yang seyogianya didasarkan kepada harkat dan martabat kemanusiaannya manusia.

Semoga bermanfaat !!

Referensi
Prayitno landasan bimbingan konseling.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar